Perjalanan hidupku, Dimana aku mencari Tuhan
Setiap orang boleh percaya boleh tidak, terkadang orang yang
hadir diantara kita, dia tidak hadir secara tiba – tiba, namun dia hadir atas
kehendak Tuhan sendiri yang berkarya dalam hidup kita.
Cerita ini kuawali dari satu hari sebelum aku lahir, 7
januari 1995 perjalanan kedua orang tuaku menuju ke salah satu puskesmas di
kota solo, cuaca yang extream saat itu menjadi sebuah kendala, mobil keluarga
kami baru saja dijual dan akhirnya ayahku memanggil tukang becak, perjalanan
dari rumah menuju puskesmas dihantar menggunakan becak, kakakku bersama ibuku
didalamnya dan bapakku naik motor. Petir menyambar – nyambar dan hujan tak kunjung
reda. Akhirnya sampailah keluarku di salah satu puskemas itu, disana ibuku diwajibkan
untuk menjalani proses operasi dan dirujuk ke sebuah rumah sakit katolik di
kota solo. Keluargaku sampai di rumah sakit itu cukup malam, dan ibuku terpaksa
menginap dan tidak langsung menjalani proses operasi.
Entah apa yang terjadi saat itu, ibuku tidak bisa tidur
katanya, padahal ibuku sudah dibius. Beberapa saat kemudian ibuku melihat salib
di dalam kamar itu, tiba – tiba salib itu seperti mengeluarkan cahaya putih
menyilaukan mata ibuku dan membuat ibuku tak dapat melihat barang – barang disekitar
ruangan itu, setelah cahaya itu disusul ditengah salib itu muncul sesosok pria
tampan parasnya, rambutnya berkilau keemasan, matanya biru kehijauan kata
ibuku, dan tangannya diletakkan di depan dada pria itu, dan tangannya berlubang
seperti bekas paku, dan ibuku sadar, ya itu Yesus sendiri, ibuku takut saat itu
dia mengira bahwa dirinya telah meninggal, namun Yesus berkata “TERPUJILAH
ENGKAU” ibuku bingung akan menjawab apa, sebab iman ibuku dulu adalah Islam,
kemudian kristen dan setelah menikah ia menjadi katolik. Kemudian ibuku saat
itu bisa menjawab amin, Tahukah kamu artinya amin? Amin artinya setuju atau
iya. Cahaya itu lama – lama hilang dan kembali normal, dan kembali kata ibuku,
ibu mulai kontraksi dan dipanggilah suster dan dokter saat itu, namanya Dr.
Thamtoro. Tak lama tanpa proses operasi lahirlah aku pada tanggal 8 Januari
1995 pukul 03.36 WIB. Saat itulah kenapa aku dinamai Maria, karena kejadian
itulah, arti namaku sendiri Maria Natalia Dwiastuti adalah Bunda Maria yang
lahir untuk membasmi mungkin lebih enaknya menghilangkan kejahatan.
Kejadian aneh terus berlanjut sampai usiaku 20 tahun ini,
akan kulanjutkan ceritanya. Menginjak usiaku bulanan, aku masih ingat sekali
saat itu, itulah ketika aku bisa mengingat untuk pertama kalinya. Setelah aku
menyusu ibuku, aku dibekap menggunakan kain bayi warnanya biru, saya melihat
ada sukacita dari keluarga saya, dan seluruh keluarga besar saya. Saya tak tau
tiba – tiba didalam hati saya berkata, taukah kamu suaramu besok seperti apa?
Saya jawab tidak. Kemudian hati saya berkata kembali suaramu besok akan seperti
saat ini kamu berbicara. Apakah iya? Begitu pertanyaan saya, dan ketika saya
ingin berbicara pada orang – orang disekitar saya yang keluar hanyalah suara
bayi. Sampai saya capek untuk mencoba bicara, dan ibu saya bercerita, kamu
waktu masih kecil nangis terus sampai satu rumah sakit mendengarkan suaramu,
kamu nangis terus. What? Pikir saya, bu, itu saya ngomong. Ah, tapi sudahlah
ibu saya juga tidak percaya.
Kejadian berikutnya ketika usia saya menginjak satu tahun,
saya selalu keluar dan menangis kepada ayah saya, setelah itu bapak saya selalu
mengajak saya keluar dan ketika sampai didepan rumah pakdhe saya, saya berhenti
menangis dan ingin meraih bunga, bunga kamboja tepatnya. Entah saya hanya
merasa nyaman saja saat itu. Keluarga saya pun mulai takut, dikiranya saya
diguna – guna sampai dipanggilkan dukun, tapi menurut saya itu tidak mempan.
Ketika usia saya lewat dan saya mulai bisa berjalan, ya saya metik bunga
sendiri. Tapi kebiasaan ini hilang setelah saya pindah rumah, karena disini
tidak ada kamboja.
Memasuki TK, saya menjadi anak yang pendiam. Sungguh
pendiam, sampai suatu ketika saya digereja dan ada seorang ibu yang hamil dan
saya duduk sendiri disamping ibu itu karena orang tua saya sedang menerima
komuni, ibu itu mengajak saya bicara dan saya menjawabnya menggunakan bahasa
jawa krama, saya bisa berbahasa jawa halus karena orang tua saya membiasakan
saya sejak kecil menggunakan bahasa jawa halus apalagi ketika saya ngobrol
bersama eyang saya, halus sekali bahasa yang saya gunakan, kembali kepada ibu
muda itu, kemudian ibu itu berkata semoga anak saya ketika besar bisa seperti
anda, anda disini saya sebutan karena ibu itu bilang njenengan kepada saya. Dan
saya sambil bersuka cita berkata kepada ibu itu , amin bu pangestunipun.
SD kelas satu, saya sulit sekali membaca, sampai suatu
ketika ibu saya mengajari saya membaca dan tiba – tiba ada tamu dan ibu saya
menemui tamunya dan saya ditinggal sendiri, ketika itulah hati saya berkata,
ayo ikut aku dan baca tulisan yang jalan di TV ini. Saya menuruti dan
membacanya tapi susah. Saya bilang kepada hati saya, saya tidak bisa ini
terlalu cepat, kemudian hati saya berkata, jika kamu percaya kamu akan bisa.
Saya mencoba lagi, dan ajaib seperti Tuhan melancarkan lidah saya, saya kaget,
saya heran, dan ketika ibu saya kembali dan bertanya, uwis disinauni, dan saya
bilang bagai anak usia SD kelas satu, ibu – ibu kula sampun saged maos, masak?
kata ibuku. Ibu niki nggih, saya bacaka satu kalimat di TV dengan lancar dan
ibu saya kaget, Nah kuwi pinter la kok mau ora iso? Dan saya menjawab, mboten
ngertos bu.
Keanehan tak kunjung berhenti, mulai kecil saya mulai
mengumpulkan batu – batu putih, yang sekarang sepertinya sudah dibuangi bapak
saya karena dikira mengganggu, padahal batu itu membuat saya jadi lebih dingin
dan lebih nyaman menurut saya, ah tapi sudahlah, apa sih yang bisa dilakukan
anak SD?
Menginjak kelas 4 SD, suara burung mengitari kampung saya,
kalo om saya bilang itu burung ciet, tapi ketika burung itu lewat, hati saya
seperti ada yang memprotek dan saya mulai takut, dan kembali hati saya bilang,
berdoalah. Akhirnya saya berdoa bapa kami dan diujung doa saya selalu bilang
Tuhan jangan kau ambil keluarga saya dan saya menangis. Setiap burung itu lewat
saya selalu melihat detak jantung kakak saya dan napas kakak saya, saya selalu
kawatir dan ketika malam saya mencoba melihat kakak saya, kalo masih berdetak
berarti kakak saya aman. Dan benar burung itu menghantar beberapa orang di desa
itu menuju gerbang kematian, satu persatu dimulai dari kecelakaan tetangga
belakang rumah saya, kecelakaan kereta, masih ingatkah kalian dengan kecelakaan
kereta karena anjloknya kereta jakarta solo tahun 2004. Kemudian terus menerus
belangsung, saya kehilangan nenek saya, dan teman sekolah minggu saya, tapi
kakak saya masih aman. Suatu hari saya ingin keluar dan entah kenapa saya
marah, saya ingin melihat kamu suatu saat nanti, saya berkata begitu ketika
saya keluar rumah. Setelah beberapa hari saya semakin kawatir entah kenapa
batik semar kebakaran, silakan cari beritanya batik semar solo kebakaran.
Setelah itu burung ini makin santer dikampung saya, tiap bulan pasti ada saja
yang meninggal. Saya marah dan saya kawatir, saya sangat kawatir saat itu,
rasanya sebentar lagi duka akan menyelimuti keluarga saya.
Memasuki tahun 2005, burung itu belum berhenti mengicaukan
suaranya, sampai bulan agustus tepatnya 27 agustus 2005, apa yang saya
takutkan, apa yang saya kawatirkan terjadi. Hari itu tepat hari minggu,
sebelumnya saya ingin menceritakan dulu kejadian sebelum saya kehilangan kakak
saya tepatnya 1 minggu sebelumnya. Ketika saya pulang sekolah saya mainan mobil
– mobilan dan kakak saya tanya, dolanan apa ya? Saya mikir tidak biasanya saya
dipanggil lia, tatapannya juga kosong. Dolanan mobil – mobilan ki mas, dan
kakak saya masih menatap saya lama sekali. Beberapa hari setelah kejadian itu,
pertama kalinya Tuhan membuka mata hati saya melalui mimpi, saya melihat kakak
saya pergi ke laut, saya panggil kakak saya, saya bilang mas ojo lungo, sambil
saya menangis. Setelah itu saya membuka mata dan 100 persen saya sadar makanya
saya bisa cerita saat ini, saya memeluk kakak saya dari belakang sambil
menangis, masih ditempat tidur dan saya bilang mas ojo lungo, Mas aja lungo. Dan
saya merasakan kakak saya juga menangis saat itu saya dengar suaranya seperti
tersedu – sedu dan hari berikutnya dan hari setelahnya ada saja mimpi saya,
seperti gigi saya tanggallah dan lainnya. Kembali pada tanggal 27 Agustus 2005
hari itu kakak saya asma, ibu saya lama sekali di kamar mandi dan bapak saya
pergi keluar untuk membetulkan pompa, ah sungguh saya binggung, lantas mas saya
saat itu bilang aku pengen pipis ya, dan masih sesek, saya ambilkan torong
untuk pipis dan dia tidak bisa pipis, kemudian mas saya membanting torongnya,
ibu endi to ya? Aku ijik pengen urip! Saya ingat saya sadar betul kata – kata
itu, saya dobrak pintu kamar mandi dan disitu ibu saya kelihatan depresi
sekali, ah....... saya tidak tau.... ah.... saya ingin marah, apa yang bisa
dilakukan anak kelas 5 SD? Ha? Apa? Kemudian saya berlari ketempat pakdhe saya
dan aduh pakdhe saya keluar kota dan tinggal pembantunya, akhirnya dicarikan
taksi dan taksi tak datang, akhirnya becak menjadi solusi, lama sekali
perjalanannya dan ketika kakak saya diberangkatkan dengan becak bersama ibu
saya, bapak saya baru datang dan saya langsung teriak ke bapak saya, pak susul
mas robby saiki ning rumah sakit, aku tak jaga omah. Saya marah, saya kecewa.
Sampai saya menuliskan cerita ini pun saya masih marah, dan tiba – tiba saya
sembab. Dirumah saya tak tau harus bagaimana, di hati saya bilang, coba doa
rosario. Saya cari puji syukur, tidak saya temukan dan saat itu saya belum bisa
doa rosario. Kemudian saya hanya berdoa, Tuhan jaga kakak saya, selamatkan
kakak saya Tuhan sambil saya menanggis, jam 2an sore, hati saya berkata
kembali, coba kamu lihat langit, dan itu pertama kali kuasa Tuhan terjadi pada
saya lagi, saya mulai bisa membaca pesan Tuhan dari awan. Saya melihat satu
persatu mengukir nama kakak saya, dan sebelum kejadian ini hati saya bilang
lagi, lihaten foto kakakmu kalo fotonya jatuh berarti kakakmu sudah tidak ada.
Saya terus melihat awan dan foto kakak saya, diawan saya melihat tulisan R – O
– B – Y agak jauh ada tulisan J – P, hati saya berkata Roby jangan pergi. Saya
kembali masuk kekamar dan ketika saya mau doa tiba – tiba debak, foto kakak
saya jatuh, ah, doa apalagi kakak saya, saya tak kuasa menahan marah, marah
pada diri saya sendiri, dan pakdhe saya yang satunya menerima telfon dengan
saya masih memegang foto kakak saya, pakdhe saya bilang masmu wes seda ya. Misteri
Tuhan bertubi – tubi pada hidup saya.
Selang kejadian itu, saya beristirahat di kamar. Kakak saya
baru saja dikebumikan dan masih ada sajen di depan TV kamar saya, karena saya
orang jawa, dan adatnya memang harus begitu ya keluarga saya ikut adat. Saya
setengah sadar, saya bilang ke ibu saya, bu, ana semut ireng gede banget, bu
dan saya menunjuk kearah sajen itu. Itu tidak kebetulan saat saya setengah
terlelap dan sadar itu memang ada yang datang saat itu, karena ibu saya juga
merasakan merinding apa lagi setelah saya bilang begitu, dan saya bilang ke ibu
saya, ah paling mas roby bu.
Setelah kejadian itu banyak hal yang ajaib atau aneh hadir
dan semakin hari semakin kuat, contohnya ketika kejadian gunung sinabung, cari
saja status saya yang bilang, sebentar lagi di sumatera ada gunung yang
meletus. Temen saya komen, ngapa to mar gunung – gunung wae, mbuh aku mung
ngimpi ana suara kandha karo aku gunung ning sumatera meh mbledos. Dan selang
beberapa bulan meletus. Itu melalui mimpi dan ketika dari awan saya pernah
nyetatus sebentar lagi di Indonesia ada soal senjata, pake senjata. Yang saya
lihat sebenarnya adalah RUPA AWAN MEMBENTUK SEPERTI SENAPAN dan di papua
ternyata ada perang, dan bapaknya polisi pake senjata seperti yang saya lihat.
Kejadian ini sering terjadi pada diri saya, saya hanya
memperingatkan, entah kejadiaanya kapan atau bagaimana. Sebab tadi malam saya
bertanya dalam hati kenapa saya diberikan talenta ini tapi saya tidak
diberitahu kapan terjadinya, tempatnya, di hati saya berkata itu supaya orang yang kamu peringatkan
semakin dekat dengan TUHAN. Kan setidaknya mereka bisa selamat jika itu
pasti? Kembali suara hati saya berkata HANYA
IMAN YANG BISA MENYELAMATKAN MEREKA MASING – MASING, SEBAB HARI PENGHAKIMAN
AKAN HADIR DIANTARA MEREKA. Kemudian saya membuka sebuah buku doa, saya
baca tentang ramalan Fatima, dan disana apa yang dikatakan hati saya ini
tertera disana, dan saya percaya. Kata ini yang ada dibuku doa saya, “Allah
akan membiarkan semua kejadian alam, dingin, asap, air, hujan es, api, hujan,
cuaca jelek dan musim dingin yang sangat dingin dan gempa bumi, yang secara
perlahan akan memusnahkan hidup diatas bumi” ini adalah jawaban dari pertanyaan
saya yang dijawab hati saya “ Kan setidaknya mereka bisa selamat jika itu
pasti? Kembali suara hati saya berkata HANYA
IMAN YANG BISA MENYELAMATKAN MEREKA MASING – MASING, SEBAB HARI PENGHAKIMAN
AKAN HADIR DIANTARA MEREKA.” Kemudian pertannyaan pertama saya ternyata
yang dijawab hati saya sesuai dengan buku doa saya “Kita harus memahami mengapa
Allah membiarkan ini terjadi” inilah yang sesuai dengan hati saya “kenapa saya
diberikan talenta ini tapi saya tidak diberitahu kapan terjadinya, tempatnya,
di hati saya berkata itu supaya orang
yang kamu peringatkan semakin dekat dengan TUHAN.”
Perjalanan rohani saya menjadi seperti ini juga tidak mudah,
banyak hal keanehan karya Tuhan yang harus disyukuri. Saya pernah menjadi
seorang ATEIS ketika saya SMA, kenapa? Karena saya bingung semua orang dengan
egoisnya mengunggulkan agamanya masing – masing! Saya kecewa dengan mereka saya
memilih ATEIS saat itu, sampai suatu ketika teman saya Rafin berkata, Mar, kok
kowe ora tau neng gereja to? Wes pirang minggu kowe ora neng gereja? 9 sasi fin
aku ora neng gereja, cebrete dosamu mar. Kemudian teman saya ayunda tanya,
kenapa kowe ora ning gereja? Aku bingung Yun karo imanku karo imane wong liya,
kok bisa beda – beda to? Terus Yesus kui sopo? Maria! Kowe kie kenapa to?
Kemudian dia menjelaskan padaku A – Z, kemudian aku berkata yo yun aku paham,
tapi saya belum menggereja kembali. Sampai pada akhirnya saya diundang diultah
Ayunda, dan disitu ada semacam ibadat, saya melihat teman saya menangis apalagi
ketika pendeta mendekatkan tangannya ke dia. Wow, kok saya tidak menangis?
Kenapa? Ya, saya masih santai, sampai akhirnya saya bilang ke yunda, yun kok
aku saiki wes ora tau ndelok apa – apa ya? La kowe ya ngono o. Iyo ketoke nek
aku cerak karo gusti aku bakalan weruh sesuatu deh yun. MAKA DARI ITU KETIKA KAMU MEMILIKI TALENTA BIARKAN TUHAN HADIR. Yun
emang iki talenta? TUHAN NGGAK PERNAH
MEMILIH ORANG UNTUK MEMBERIKAN TALENTANYA, YA ITU SALAH SATU TALENTA YANG
DIBERIKAN TUHAN SAMA KAMU MAR. Terus yunda mulai cerita exorxim pokok e
tentang pembersihan diri dari iblis ngono, nah pas kuwi aku mikir lagi, apa
Tuhan telah meninggalkanku dan kuasa iblis yang daripadaku? Kemudian aku sadar
dan bener – bener sadar ketika misa di SMAku misa sebelum ujian kelas sebelas,
disitu ketika lagu bapa kami, hatiku kembali kaya digedor Tuhan ampuni saya
Tuhan, ampuni saya Tuhan, dan saya nangis disitu. Temen saya ipung cuma bilang
uwes mar rasah dipikir abot – abot. Saat itu saya seperti kembali pada Tuhan,
dan selang misa itu kembali Tuhan mengirimkan pesannya. Begitu banyak sekali
mulai saya melihat teman saya tidak naik kelas, saya kecelakaan, dan macam2.
Ketika kuliah ini awal 2012, saya melihat sesuatu hal yang
menakutkan mengenai saya sendiri, intinya usia saya sekitar 23, 27, atau 35.
Setelah itu saya akan bersama bapa selama – lamanya. Pernah saya saat kuliah
ini juga sering sekali melihat, justru semakin sering. Namun ketika saya mulai
menjauh dari Tuhan kembali, keluarga saya mulai diguncang masalah. Saya ingat
masalah ini hadir ketika saya duduk di semester 3 sepulang saya dari jakarta.
Sungguh tekanan batin saat itu sampai saya ingin memutuskan untuk bunuh diri.
Masalahnya adalah sepulang dari jakarta, keluarga saya
mengalami masalah ekonomi yang luar biasa, dirumah isinya cuma berantem – berantem
dan berantem, saya menutup pintu kamar saya dan saya menarik diri dari keluarga
saya. Sebelumnya saya kenal dengan orang namanya linda. Dia adik tingkat saya,
awalnya sebelum saya ada masalah keluarga, saya baik dengan dia, sahabat saya,
dan teman2 saya. Sampai pada akhirnya keluarga saya benar – benar di titik
terendah ekonomi. Saat itu linda juga mengalami masalah, saya sering
mengajaknya ke gua maria dan ke gereja, hanya itu yang membuat saya bisa
bertahan melawan tekanan, ketika dirumah ada perang, saya biasanya kabur ke
kosnya dan seringnya kami memutuskan ke gua maria, saya tak pernah bercerita
mengenai keluarga saya padanya, karena saya takut membuat dia semakin tertekan,
saya sudah kehilangan saudara saya, apakah saya harus kehilangan lagi? Dan ketika
itu saya benar – benar frustasi menginjak pertengahan semester 3, saya ada
masalah HMP, teman – teman saya mengira saya berubah, sobat saya sedang
bergelut dengan kuliahnya, adik saya juga mengalami masalah. Saya menarik diri
dari mereka semua dan akhirnya saya memutuskan untuk diam, saya frustasi, saya
sungguh frustasi. Saya pikir dengan saya menarik diri dan diam saya akan
menemukan solusi, tapi ternyata saya semakin tertekan dengan keluarga saya,
teman – teman saya, dan adik saya yang bertanya terus kepada saya, saya belum
bisa menjawabnya saat itu. Saya kondisi down. Saya benar – benar menarik diri
saya. Mungkin dengan saya tidak menyapa teman2 saya, sahabat saya, adik saya,
saya bisa benar – benar keluar dari mereka dan menyelesaikan peperangan menuju
perceraian keluarga saya.
Dalam doa saya Tuhan, saya tak ingin semua ini terjadi tapi
saya tak tau apa yang harus saya hadapi, dan suatu hari saya nyetatus di FB,
kayaknya POTAS campur sprite enak ki. Sahabat saya marah – marah di facebook,
adik saya juga, padahal bukan itu yang saya inginkan, yang saya inginkan tolong
dengarkan saya, saya butuh orang disini, saya ingin cerita kepada kalian. Tapi
kata ini tak pernah terucap di bibir saya. Malamnya saya pamitan kepada adik
saya untuk terakhir kalinya, DEK AKU MAU KE RUMAH BAPA DULU YA.
Saya telah menyiapkan baygon dirumah dan saya benar – benar
ingin melepaskan semuanya malam itu, saya pamit dengan orangtua saya
dikesendirian saya, jam 9 malam sms bertubi – tubi datang dari adik saya, dan
saya tau dia kawatir saya hanya membacanya tanpa saya balas. Ketika saya mau
menghidukan motor saya, tiba – tiba bapak saya bilang bapak melu, tak terke wae
ning gua mariane. Tuhan baik, sungguh baik, dikala saya membutuhkan orang
disisi saya saat itu, tak ada seorangpun namun bapak saya sendiri yang
menghampiri saya. Saya berdoa disana saya menangis, Tuhan engkau hadirkan orang
yang tepat saat ini disamping saya Tuhan, apakah saya masih berencana untuk
bunuh diri? Saya menangis disana, saya melihat bapak saya, seandainya beliau
saya tinggalkan saat itu, dikala kelurga saya akan hancur, saya tak tau apa
yang akan terjadi. Setelah doa saya menghampiri bapak saya dan bapak saya
bilang tadi waktu kamu doa ada cahaya biru disana, apa iya pak? Tanyaku. Iya
kok kata bapakku. Sebenernya cahaya itu memang sudah sering ikut saya dan saya
tak tau dia ini wujudnya apa, tapi saya pernah mimpi saya diberi batu dari
seorang kakek dan warnanya biru.
Setelah saya sampai pulang kerumah saya membaca sms kembali,
dan saya bilang aku sudah sampek rumah kok dek, hehe :D dan saya mengurungkan
niat saya untuk bunuh diri, baygon saya singkirkan dan saya tidur.
Masih menarik diri dari orang – orang sekitar saya, cukup
lama saya menarik diri kurang lebih 1 tahun, teman2 saya juga menjauh, adek
saya malah sudah mengira saya orang lain, terkadang saya berpikir, inilah cara
Tuhan bagi saya sampai saya siap seperti ini dan mungkin inilah saya ketika
saya sedang bermasalah, saya tidak bisa berkompromi dengan orang – orang
disekitar saya, saya hanya butuh waktu untuk sendiri, namun kesendirian saya
membuat orang – orang disekitar saya berubah karena menilai saya juga berubah.
Terkadang saya menjadi berlebihan kepada orang lain, saya menjadi over
protecting saat itu, saya takut kehilangan, saya takut kehilangan orang – orang
yang saya sayang sehingga saya seperti itu. Ditambah masalah yang mendera saya,
saya depresi dan kata yang saya ucapkan hanya emosi dan emosi, makanya saya
lebih memilih untuk menarik diri. Walaupun dirumah seringkali ketika saya
selesai bertengkar dengan teman saya, ibu saya, bapak saya, adek ataupun kakak
saya, saya menyesal, dan saya mengurung diri dikamar. Hati saya sakit, tapi
semua sudah terlanjur terjadi. Saya bingung saat itu dan benar – benar bingung.
Saya mau bicara jujur tak ada yang mau mendengarkan saya, saya ingin berkata
serius tak ada yang bisa diajak untuk ngobrol serius, terkadang ada orang yang
mengatakan ini kepada saya, SETIAP ORANG
PUNYA MASALAH DAN MASALAHNYA LEBIH BERAT DARIPADA KAMU! Ya, saya pernah
disms seperti itu, saya sakit saat itu pada 1 minggu sebelum kejadian dan
beberapa bulan setelah kejadian, saya hanya minum obat sakit kepala terus, ada
oskadon, bodrex apalah, saya minumin saja, saya benar2 depresi saat itu. Saya
cuma pengen tidur. Padahal saya belum cerita sampai selesai saat itu. Ah,
mungkin orang ini juga sedang bermasalah pikir saya.
Namun saat ini masalah keluarga saya telah berada diambang
wajar, cukup lama sampai seperti ini, ketika keluarga saya berperang saya
selalu keluar kamar setelah kejadian dari gua maria dan bilang, bapak ibu
percaya karo aku ora? Tak usahake bu pak, bapak ibu ya ngusahake, ayo itung2an
meneh, selalu tak bercandain seperti itu dan diujungnya bapak ibu sih ra neng
gereja, hehehehe..... ibu wes ndonga mben bengi lo ya, tak jawab lagi sekali –
kali dong bertemu dengan Tuhan sekarang kami bertiga sering ke gereja di GEREJA
ST PETRUS PURWOSARI.
Satu persatu masalah saya hilang, masalah dengan teman2 saya
mulai hilang, saya dengan sahabat saya mulai menghilang dan justru ada kerinduan
dari dalam hati saya untuk bertemu mereka, dan saya dengan adik saya? Saya
hanya ingin pintu hatinya terketuk dan terbuka kembali, dan inilah jawaban dari
kejujuran saya sebenar – benarnya. Ini yang ingin sekali saya katakan namun tak
pernah terucap. Sering saya melihat mengenai orang – orang disekitar saya apa
yang terjadi dengan mereka dan saya hanya bisa menyampaikannya saja.
TUHAN AKAN SELALU
MENYERTAI KITA MASALAH KITA APAPUN YANG TERJADI PADA KITA, JIKA KITA PERCAYA
PADA TUHAN, DAN SESEORANG YANG HADIR DI HIDUPMU BUKANLAH SECARA KEBETULAN NAMUN
TUHAN MENYEDIAKAN RUANG UNTUKNYA DIKEHIDUPANMU, MUNGKIN BANYAK HAL YANG TAK
KAMU KETAHUI, TAPI ITULAH RENCANA TUHAN.
---CERITA INI TANPA
SAYA REKAYASA DAN SEBENAR – BENARNYA TERJADI DALAM HIDUP SAYA---
Comments
Post a Comment